Beban penduduk akibat krisis iklim akan memperburuk keadaan di masa depan.
Badung, Bali – Krisis air dan iklim global merupakan masalah mendesak yang dihadapi negara-negara di seluruh dunia dan memerlukan solusi dari para pemangku kepentingan, menurut pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia.
“Dalam beberapa minggu terakhir, kita telah menyaksikan tragedi air dan iklim yang luar biasa,” kata Firdaus Ali, staf ahli kementerian.
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi panel bertajuk “Mengangkat Solusi Air Indonesia Melalui Inovasi dan Kolaborasi” yang merupakan bagian dari Forum Air Dunia ke-10 di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Tragedi tersebut antara lain banjir di Rio Grande do Sul, Brasil, pada awal April 2024 yang menewaskan 176 orang. Ratusan korban banjir masih hilang. Banjir juga tercatat terjadi di Dubai pada bulan April.
Masyarakat juga menghadapi krisis iklim ekstrem yang ditandai dengan tingginya suhu hingga 47,8 derajat Celcius, tambahnya.
Ali, dosen, peneliti, dan pakar di bidang bioteknologi lingkungan mengatakan, populasi dunia saat ini berada pada angka terbesar, yakni 8 miliar jiwa.
“Beban kependudukan akibat krisis iklim akan memperburuk keadaan di masa depan. Oleh karena itu, kami mempersiapkan forum di Bali ini dengan segala keyakinan dan keyakinan bahwa apa yang dibicarakan akan menghasilkan solusi yang konkrit,” tambahnya.
Forum Air Dunia ke-10 pada tanggal 18-25 Mei telah menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan, termasuk air tanah.
Perjanjian tersebut juga mencakup pencantuman permasalahan air dalam rencana aksi, terutama yang terkait dengan peningkatan air bersih, pendanaan adaptasi terhadap perubahan iklim, pencegahan polusi udara, tanah, dan air, hilangnya keanekaragaman hayati, dan penurunan jasa ekosistem.
Forum tersebut juga telah menyepakati tindakan untuk mengurangi tekanan terhadap ketersediaan air, termasuk memperkuat akses terhadap air bersih dan sanitasi untuk semua serta mendorong penguatan sumber daya air secara terpadu.
Lebih lanjut, forum tersebut telah mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam proses PBB untuk menyoroti peran danau alami dan buatan sebagai sumber daya air penting yang berkontribusi terhadap ketersediaan dan aksesibilitas air.