Ribuan Lentera Menyalakan Borobudur untuk Waisak 2024

Di puncak perayaan Waisak, ribuan umat Buddha berkumpul untuk melepas lampion ke langit malam di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Tindakan ini melambangkan doa pengharapan dan pelepasan sifat-sifat negatif.

Saat umat Buddha dan wisatawan berkumpul untuk merayakan perayaan besar Waisak, mereka secara kolektif menyalakan dan melepaskan lentera kertas ke udara. Lampion-lampion yang dinyalakan oleh api ini melayang ke atas, menerangi malam perayaan Waisak.

Fatmawati, Ketua Lentera Nasional, mengumumkan sebanyak 2.568 lampion dilepasliarkan dalam rangka memperingati kelahiran Siddhartha.

“Cuaca malam ini gerimis yang kami anggap berkah. Biasanya turun hujan, tapi malam ini kami mendapat berkah dari para dewa,” kata Fatmawati di lokasi pelepasan lampion Jalan Raya Borobudur, Kamis malam.

Ia menambahkan, pelepasan lampion secara kolektif ini lebih menawan, indah, dan memukau.

Selanjutnya pelepasan lampion melambangkan doa memohon berkah dari Sang Pencipta bagi setiap peserta.

“Demikian pula, perbuatan baik yang dilakukan secara individu mungkin luput dari perhatian. Namun, jika kita bersama-sama menyalakan lentera, maka kebaikan yang dihasilkan akan menjadi kekuatan yang dahsyat,” jelasnya.

Erin, wisatawan asal Jambi, pertama kali menyaksikan pelepasan lampion di Borobudur. Ia menggambarkan momen Waisak 2024 sebagai pengalaman yang indah.

“Mengalami Waisak di Borobudur dan ikut serta dalam doa dan harapan sungguh luar biasa. Saya berdoa semoga selalu diberikan kesehatan dan kesuksesan dalam karir saya,” ujarnya.

Sebelum pelepasan lampion, ribuan umat Buddha dari berbagai jemaah berkumpul menyaksikan momen Waisak di halaman Candi Borobudur. Momen tersebut ditandai dengan bunyi lonceng sebanyak tiga kali.

Suasana khusyuk menyelimuti momen Waisak tahun 2024 yang ditandai dengan pemukulan lonceng oleh perwakilan Majelis Umat Buddha (Walubi) tepat pada pukul 20.52 WIB.

Dalam posisi duduk anjali, umat Buddha berdoa dipimpin oleh seorang biksu sangha. Mereka tampak asyik mengikuti setiap segmen upacara.

Yang Mulia Dammavuddho, Wakil Ketua Komite Nasional Waisak, mengungkapkan bahwa melalui ritual ini, umat Buddha berharap dapat menghilangkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

“Pesan dari umat Buddha Indonesia adalah tahun ini, kami berharap dapat mengambil inspirasi dari Buddha untuk menjadi lebih baik di masa depan. Melalui perbuatan baik dan latihan, kami berjuang untuk mencapai kesempurnaan,” kata Voddho.

Ia juga menyampaikan harapannya bahwa Waisak tahun ini dapat membantu mengurangi dan menghilangkan keserakahan, mencegah bencana, dan menghilangkan kebodohan.

“Doa kita di masa Waisak ini fokus membawa keberkahan, khususnya bagi negara kita,” tandasnya.

Usai momen Waisak, peserta melakukan pradaksina, yaitu ritual di sekitar Candi Borobudur. Bersama-sama, mereka mengikuti para biksu sangha, mengelilingi struktur kuil tiga kali searah jarum jam.

About the author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *